Pages

Subscribe:
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Universitas Jember. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Universitas Jember. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Juni 2013

Sejarah Unej : Habis Gelap Terbitlah Terang

Sejarah Unej
suasana peresmian gedung fakultas sastra 1976
 (foto diambil dari buku DPRD Dalam Perkembangan Kabupaten Jember buku II)
Ungkapan kata-kata tersebut sepertinya tidak asing di telingan siapapun, sebuah buku yang diterbitkan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia R.A. Kartini, sebagai ucapan terimakasih kepada beliau setiap tanggal 21 April dirayakan sebagai hari kartini yang tidak lain adalah hari kelahirannya. Perlu diperhatikan tulisan ini tidak menceritakan tentang Kartini ataupun sejarahnya, saya menghubungkan istilah Habis Gelap Terbitlah Terang merujuk kepada Tegal Boto.
             Apa hubungannya Tegal Boto dengan istilah tersebut?
            Kali ini dan lagi-lagi saya akan membahas masalah sejarah Universitas Jember, sebelum dijadikan sebagai masterplan plan kawasan kampus, Tegal Boto merupakan suatu hunian yang rawan diantaranya adalah masalah penyamunan. Saya kira bukanlah hal yang mustahil sebab kawasan Tegal Boto bagaikan pulau yang terisolasi dan gelap pada waktu itu. Diapit oleh dua sungai besar yaitu sungai Bedadung dan sungai Antirogo yang ketika hujan besar tentu tidak dapat dilewati.
            Bagaikan kota mati jika hujan terus-menerus, hal tersebutlah yang mendorong masyarakat Tegal Boto melakukan berbagai cara agar daerah mereka tetap terhubung dalam kondisi apapun diantaranya dengan membuat getek (perahu kecil) dan membangun beberapa jembatan sederhana yang terbuat dari bambu (geladak sesak). Jika dibayangkan betapa terpencilnya Tegal Boto pada waktu itu, padahal jika dipikirkan jarak antara Tegal Boto dengan pusat pemerintahan (alun-alun) tidak terlalu jauh namun kondisinya sangat memperihatinkan, aksestabilitaslah yang menjadi faktor utama dalam tragedi ini.
            Kawasan Tegal Boto mulai terasa seperti hidup ketika daerah tersebut ditetapkan sebagai kawasan kampus sejak zaman Bupati Soedjarwo (Bupati Botol Kosong), yang kemudian didukung oleh Pemda Kabupaten Jember yang menjadi daerah isolasi tersebut menjadi pusat pendidikan dan sebagai kota Satelit kedua bagi wilayah Jember seperti yang terdapat dalam Master Plan Kabupaten Jember.
            Mulailah pembangunan akses masuk dibuat seperti pembangunan jembatan Soedjarwo oleh CV Dayat kemudian dilanjutkan pembangunan jembatan semanggi oleh Pemkab Jember.  Dari pihak universitas yang dimotori oleh Soetardjo untuk meminta bantuan dana dari pemerintah pusat dan berhasil sehingga didirikanlah beberapa bangunan perkuliahan dalam satu lokasi seperti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (1972), Fakultas Sastra (1976), gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) (1976), Sport Hall, Perpustakaan, Masjid dan lain sebagainya.
            Mulai saat itulah daerah yang “gelap” berubah menjadi “terang”, daerah yang sebelumnya tempat penyamun kini menjadi daerah pendidikan, daerah yang dulunya sepi kini menjadi daerah yang ramai pengunjungnnya. Daerah terisolasi kini menjadi daerah yang terbuka. Salah satu faktornya tidak lain adalah karena adanya UniversitasJember.

“Karena ada bunga mati, maka banyaklah buah yang tumbuh. Demikianlah pula dalam hidup manusia. Karena ada angan – angan muda mati, kadang – kadang timbullah angan – angan lain, yang lebih sempurna, yang boleh menjadikannya buah.” (R.A. Kartini)

Jumat, 07 Juni 2013

Harapan Sederhana Triumviraat

HARAPAN SEDERHANA TRIUMVIRAAT

lomba blog universitas Jember,sejarah unej
            Senang sekali rasanya bermain-main dengan masa lalu Universitas Jember, dengan kisah asam manis yang terkandung di setiap jalan ceritanya. Sudah kesekian kalinya dan tidak bosan menulis tentang sejarah UniversitasJember walau masih belum mendalam seperti para pakar sejarah yang memuat teori-teori akademik dalam tulisannya dan semoga ini dapat memberi informasi yang sederhana.
            Berawal dari harapan sederhana dari Triumviraat yang terdiri dari R. Achmad, Th. Soengedi, dan R.M. Soerachman agar anak-anak muda daerah emas hijau (Jember) mampu melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi kemudian timbul suatu pemikiran bahwa pembuatan sebuah Universitas. Status Pak R. Achmad sebagai Pembina Sekolah Menengah Atas Nasional (sekarang SMAN Jember), tak mau kalah Pak Soengedi berstatus Kepala Sekolah Menegah Pertama Katolik, sedangkan Pak Soerachman agak sedikit berbeda kalau beliau adalah Kepala kantor Pencatatan Sipil Kabupaten Jember. Perlu diingat waktunya zaman dulu bukan sekarang sekitar tahun 1957, kalau sekarang beliau-beliau menjadi Almarhum yang selalu diingat bagi civitas Universitas Jember dan sekitarnya sebagai pelopor penegak beridirnya Unej.
            Kegalauan para pemuda-pemuda lulusan tingkatan SMA yang ingin melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah adalah masalah intinya, sedikitnya jumlah universitas negeri yang terdiri dari UI Jakarta, UGM Jogjakarta, Unair Surabaya, Universitas Hasanudin Makasar, Unpad Bandung, dan USU Medan. Terbatasnya perguruan tinggi dengan kata lain mereka harus merogoh kantong lebih dalam lagi jika ingin kuliah.
            Doa mereka-mereka yang ingin kuliah ternyata terkabul melalui harapan sederhana melalui harapan sederhana Triumviraat yang sudah terlihat gerak-geriknya yaitu dengan diadakan melalui perbincangan yang dilaksanakan di rumah Pak Soengedi. Akibat dari perbincangan tersebut memunculkan Panitia Perintis Yayasan pada 1 April 1957, terpilih R. Achmad sebagai ketua, Th Soengedi sebagai Sekretaris, dan Soerachman sebagai bendahara.
            Dibentuknya sebuah yayasan berarti menempatkan gagasan tersebut pada posisi yang sesungguhnya yaitu:
  1.  Kinerja yayasan yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat;
  2.  Semata-mata didorong oleh keinginan yang mandiri;
  3. Gagasan tersebut didukung oleh niat suci untuk memperbaiki  nasib generasi muda.

Yayasan mulai terlihat akan terbentuk, tapi rasanya seperti ada yang kurang yaitu nama. Ternyata dalam pemilihan muncul dua kandidat nama yang akan diusung Universitas Damarwulan dan Universitas Tawang Alun. Mungkin mendengar kedua nama tersebut kita akan teringat perjalanan kisah Kerajaan Blambangan, Damarwulan adalah raja yang mampu mengalahkaan Menak Jinggo sedangkan Tawang Alun merupakan raja yang mampu mengantarkan Kerajaan Blambangan pada masa keemasan. Diambil nama tersebut dikarenakan juga Jember merupakan bagian dari milik kekuasaan Blambangan. Hingga pada akhirnya nama Tawang Alun yang digunakan sebagai nama yayasan universitas tersebut.
      Saya cukupkan dulu informasi nan sederhana ini, semoga dapat menambah khazanah kantong pengetahuan kita mengenai sejarah Unej, dan tulisan lain juga akan mengikuti tentang pembahasan sejarah Universitas Jember pada waktu berikutnya…

Yang baik bagi orang lain adalah selalu yang betul-betul membahagiakannya. (Aristoteles)

Rabu, 05 Juni 2013

Unej : Sejarah Universitas Jember (Gedung Kuliah Pertama Berubah Fungsi)



Sejarah Unej
Gedung Nasional Indonesia


Penasaran dengan Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang terinspirasi dari kaledoiskope Unej yang menceritakan tentang evolusi UniversitasJember mulai dari kelahirannya yang diberi nama Unita (universitas Tawang Alun), kemudian remaja menjai Universitas Negeri Jember, hingga dewasa dikenal Universitas Jember. 

Ada satu hal yang menarik ketika baru pertama kali Universitas Tawang Alun membuka pendaftaran mahasiswa baru tahun ajaran 1957/1958 Kegiatan pendaftaran penerimaan calon mahasiswa sudah terlaksana dan sudah mendapatkan beberapa calon mahasiswa, namun belum juga terlaksana suasana kegiatan perkuliahan dengan alasan Universitas Tawang Alun secara resmi keberadaannya masih belum diakui, para calon mahasiswa sudah tidak sabar ingin mengecup manisnya bangku perkuliahan harus rela menunggu kepastian merubah status mereka menjadi mahasiswa. 
Pada hari minggu tanggal 3 November 1957 para calon mahasiswa yang dipimpin oleh Alwi Gelar Raja Mangkuto mendesak agar pihak yayasan segera meresmikan berdirinya Universitas tersebut, dengan demikian maka kegiatan perkuliahan bisa segera dimulai. Apa yang para calon mahasiswa lakukan ternyata berbuah manis keesokan harinya tepat hari senin tanggal 4 November 1957 dilaksanakan kuliah pertama di Ruang Taman Bacaan Rakyat Gedung Nasional Indonesia atas pinjaman dari M. Soemardi Mangondarmodjo yang diikuti sebanyak 18 mahasiswa.

sejarah Unej
GNI tampak dari depan
Itulah sekilas sejarah GNI yang dijadikan tempat kuliah pertama, sungguh terkejut ketika melihat saat ini spanduk besar partai politik terpampang. Dengan murah senyumnya foto besar itu tersenyum kepada setiap orang yang lewat di depannya. Dibawah foto orang tersenyum itu ada tulisan GNI Futsal, saya sendiri jadi tambah pusing setahu saya kalo emang itu lapang futsal di depannya minimal ada gambar bola minimal tapi kok malah gambarnya orang senyum. Apa mungkin sekarang yang dinamakan bermain futsalan adalah bermain senyum-senyuman sudah bukan bermain bola lagi?
Sejarah Unej
GNI dari samping sebelah kanan
Akhirnya daripada pusing dengan tulisan yang ada halaman depan saya melanjutkan perjalanan mengelilingi gedung tersebut, kemudian laju sepeda ini terhenti melihat sebuah kedai sederhana dengan Tulisan “ES KELAPA” yang berada tepat di sebelah kiri gedung. Bagaikan melihat oase di gurun pasir tanpa piker panjang aku tarik badan ini menuju kedai tersebut.
Cak Lie nama pemiliknya hal itu aku ketahui karena melihat banner besar bertuliskan Cak Lie. Aku pesan satu gelas es kelapa minum di TKP (Tempat Kejadian Pembelian) alias makan di tempat. Mungkin karena aku soerang diri dan terlihat seperti orang tak tau arah jalan pulang (tersesat). Dia pun melontarakan beberapa pertanyaan kepadaku sehingga mengakibatkan perbincangan yang cukup panjang kali lebar. Dengan sengaja pula aku menyisipkan pertanyaan mengenai GNI untuk mengetahui gedung tersebut dalam perbincangan kami karena secara pengauannya dia merupakan penduduk asli daerah tersebut.
Informasi yang saya dapatkan bahwa sebelumnya gedung ini merupakan gedung bioskop yang sangat ramai sebelumnya hingga pada akhirnya bioskop ini gulung tikar, kemudian  memunculkan nama Gi Xing si penyewa gedung tersebut saat ini. Ini adalah kesimpulan informasi yang saya dapatkan dari beliau.  Namun sayang sekali ketika saya memberi informasi bahwa dulu ketika Unej belum memiliki gedung perkuliahan maka gedung ini yang digunakan beliau tidak tahu karena memang Cak Lie belum lahir. Kemudian saya diajak masuk ke dalam gedung tersebut, gedung ini terdapat dua bidang yang berbeda belakang olah raga depan politik. Pada bagian belakang sisa-sisa kalau ini bekas gedung bioskop ternyata masih terlihat diantaranya adalah langit-langit yang berada di atas lapangan yang masih banyak soundsystem terpasang, sedangkan bagian depan tembok-temboknya sudah ber-cat partai. Setelah masuk ke dalam saya langsung berpamitan dan tancap gas untuk kembali ke sekretariat SWAPENKA.
Catatan penting dari mencari informasi saat pada waktu itu adalah, ternyata gedung yang memiliki sejarah perkuliahan pertama Universitas Kebanggaan Jember sekarang menjadi gedung lapangan futsal dan sekretariat partai politik. Gedung tersebut digunakan perkuliahan cukup lama yaitu mulai tanggal 4 November 1957 hingga 23 Mei 1959. Gedung tersebut ditinggalkan dari kegiatan perkuliahan dikarenakan ruangan tersebut ingin digunakan kembali sebagai Ruang Taman Bacaan Rakyat kemudian perkuliahan dipindahkan ke gedung SMP Katolik Santo Petrus.




Senin, 03 Juni 2013

LOGO UNEJ 2: MAKNA LOGO UNIVERSITAS JEMBER


             Pernah aku bertanya kepada beberapa teman-temanku baik satu angkatan ataupun angkatan tua diatasku mengenai logo Universitas Jember yang sering kali kita lihat atau kita gunakan dalam surat menyurat ataupun proposal kegiatan organisasi, di cover skripsi dan lain sebagainya tidak ada yang mengerti ataupun mengetahui mengenai makna lambang tersebut.
            Keingintahuan tersebut akhirnya mendorong pencarian informasi

logo unej
logo awal uned sebelum jadi universitas jember dimana daun tembakau ketiga terlihat begitu jelas
mengenai makna dari lambang-lambang yang ada di dalam logo Universitas Jember. Sejak terbentuknya Universitas Negeri Djember (Uned: masih ejaan lama) kemudian terpikir untuk membuat suatu lambang dan bendera sebagai identitas dari suatu lembaga. Belum diketahui siapa yang menciptakan logo tersebut, namun saya akan berbagi informasi mengenai makna lambang tersebut.
logo unej


1.  Tiga lembar daun tembakau yang melambangkan Tri Dharma perguruan tinggi, yakni Pendidikan dan Pengabdian, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

2. Daun tembakau, padi, dan jagung melambangkan kesuburan wilayah besuki sebagai daerah pertanian dan perkebunan yang menghasilkan tembakau eksport.

3. Tangkai pengikat melambangkan panca brata meliputi rasio, jiwa, idealism, etika dan realism.

4. Lidah api melambangkan semangat juang masyarakat besuki yang membekali terwujudnya Uned.   

5. Tujuh butir padi melambangkan tujuh orang yang pernah duduk dalam panitia tujuh yang dibentuk oleh menteri PTIP tahun 1962.

6. Segi lima sebagai wadah atau bingkai gambar yang melambangkan dasar Negara, yakni Pancasila.

Terus kenapa kok harus ada warna kuning, hitam, dan hijau. Kenapa warnanya tidak warna-warni saja biar seperti pelangi lebih berwarna?
Hmmmm.. jangan salah warna-warna dari lambing tersebut memiliki filosofis tersendiri lho…
- Warna hitam melambangkan ketegasan dan kesuburan dalam ilmu pengetahuan.
- Warna hijau melambangkan kesuburan dan kesegaran jiwa.
- Warna kuning melambangkan kesucian bagi umat yang mengagungkan Tuhan Yang Maha Esa.

Ternyata sekelumit itu melihat logo Unej yang sangat simple ternyata memiliki makna yang sangat dalam, yang melebur dalam suatu harapan yang luhur untuk mencerdaskan kehidupan bangsa khsusnya rakyat Besuki melalui pendidikan yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Minggu, 02 Juni 2013

LOGO UNEJ

sejarah Unej


Seberapa pentingkah logo bagi universitas? 

       Tentu apabila ditanyakan beberapa orang ada beberapa jawaban yang diterima, seberapa penting orang menilai suatu logo itu kehendak mereka, namun aku menilai ini bukan dari penting atau tidaknya melainkan logo adalah identitas dari suatu lembaga. Mungkin kita sering melihat beberapa kesamaan antara universitas satu dengan universitas lain seperti bangunan perkuliahan, jas almamater, konsep tata ruang kampus dan lain sebagainya namun yang mudah dibedakan anatara satu dengan yang lainnya adalah dari logo tersebu, maka uniknya logo di setiap universitas yang ada di Indonesia berbeda-beda. Kalo ada yang sama maka akan menjadi sengketa mengenai hak milik logo.
          Daripada terlalu jauh bahas masalah logo secara umum lebih baik kita langsung saja mengenal logo dari Universitas Kesayangan kita Universitas Jember. Jangan sampai kita sendiri sebagai pemilik logonya tidak mengetahui logo kita sendiri.

  1.     Tangkai daun padma terbalik dengan berjumlah lima lembar yang pada     ujungnya melengkung. 
  2.    Tiga helai daun tembakau dengan posisi dua lembar terletak di kiri dan kanan dengan tangkai menjadi satu di tengah-tengahnya dengan bentuk simetris, satu lembar lainnya berdiri di tengah-tengah dalam bentuk bayangan. 
  3.    Terdapat daun padi beserta butirnya dan daun jagung yang teletak di tengah tengah daun tembakau. 
  4.     Sepuluh lidah api, 5 di sebelah kiri dan 5 di sebelah kanan terletak di atas daun tembakau. Punggung lidah api membentuk lingkaran sebelah luar sedangkan kaki lidah membentuk daun tembakau yang ketiga.  
  5.   Daun padi beserta buahnya, daun jagung terinkat menjadi satu pada tangkai pengikat.
  
logo unej
logo setelah menjadi Universitas Jember sebelumnya universitas Negeri Jember
 

             Seperti itulah logo Universitas Jember dalam bentuk yang kita kenal saat ini, dan tidak terlalu berbeda dengan logo Uned pada saat dibentuk. Logo tersebut dibuat dengan segera pasca terpisahnya Unita dari Universitas Brawijaya kemudian membentuk Universitas yang independen dengan nama Universitas Negeri Djember. Setelah logo tersebut dibuat kemudian ditempat di bendera Universitas yang berwarna kuning emas yang bermakna keagungan dan kebijaksanaan. Kemudian diikuti dengan bendera-bendera Fakultas yang berjumlah 5 Fakultas pada awal berdirinya Uned (sebelum namanya Universitas Jember).



  • Bendera Fakultas Hukum menggunakan warna merah sebagai warna dasar bendera yang memiliki makna keberanian terhadap kebenaran dan keadilan. 
  • Bendera Fakultas Sosial dan Politik menggunakan warna dasar biru yang mengandung makna harapan dan kedamaian.  
  • Bendera Fakultas Pertanian menggunakan warna dasar hijau yang mengandung makna kesuburan dan kemakmuran. 
  • Bendera Fakultas Ekonomi dengan warna dasar kuning yang mengandung makna kebijaksanaan, kejayaan, dan kemakmuran. 
  • Bendera Fakultas Sastra dengan warna dasar jingga yang mengandung makna keindahan, kecintaan, dan keagungan.