Pages

Subscribe:

Sabtu, 25 Mei 2013

TONG KOSONG NYARING BUNYINYA, BOTOL KOSONG BUKAN TAK ADA HARGANYA (UNEJ DAN BOTOL KOSONG)



TONG KOSONG NYARING BUNYINYA, BOTOL KOSONG BUKAN TAK ADA HARGANYA.
(UNEJ DAN BOTOL KOSONG)

         
Sebuah kisah botol-botol kosong yang biasa berserakan di sekitar lingkungan Universitas Jember, seakan-akan terihat tidak berharga bagi si pemiliknya dan kemudian dimanfaatkan oleh para pemulung untuk dijadikan penunjang kehidupan ekonomi si pemulung.
botol kosong
foto ini diambil dari google
          Sebuah universitas besar yang berada di daerah eks-karesidenan Besuki ini memiliki kisah manis dengan para botol-botol kosong. Sebelum dikenal sebagai nama besar  Universitas Jember dengan bangunan-bangunan megah bertingkat-tingkat berdiri di areal jalan Kalimantan 37 Tegal Boto. Universitas Tawang Alun (UNITA) adalah nama bayi Universitas tersebut sebelum berevolusi menjadi Universitas Jember (UNEJ) pada tahun 1982.
          Kehadiran Universitas Tawang Alun diyakini memberikan dampak positif bagi masyarakat Jember khususnya dalam bidang pendidikan, dengan harapan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, sehingga mendapatkan sambutan baik dari masyarakat bahkan dari orang nomor satu di Jember pada saat itu yaitu Bupati R. Soedjarwo (1957).
Pemerintah daerahpun memberikan bantuan berupa bangunan infrastruktur (sekarang menjadi Gedung 1 dari Fakultas Keguruan dan Pendidikan yang beralamatkan di Jalan Mochammad Sroedji no 120) yang dijadikan  sebagai penunjang kegiatan belajar dan mengajar universitas. Pada tanggal 26 Januari 1959 Bupati Soedjarwo diangkat menjadi kepala Jajasan Universitas Tawang Alun.
bupati Soedjarwo
foto ini diambil dari kaleidoscope UNEJ
Ada kebijakan unik dan hebat untuk menunjang keberlangsungan universitas dari sisi infrastruktur. Keinginan sang bupati untuk memperbaiki sarana dan prasarana dengan cara menghimpun botol-botol kosong bekas yang berasal dari masyarakat kemudian dihimpun oleh para camat yang ada di Kabupaten Jember, selain dari botol-botol kelapa-kelapa yang kemudian kesemuanya dijual untuk dijadikan rupiah.
Diantara beberapa bangunan tersebut yang fenomenal adalah pembuatan Jembatan Mas Trip yang menghubungkan kampus Tegal Boto dengan jalan P.B. Soedirman (dulu jalan Mochammad Sroedji). Pada waktu itu untuk menghubungkan antara Tegal Boto dan jalan Mochammad Sroedji hanya ada satu jembatan yaitu melalui Gladak Kembar, bagi mahasiswa Unita yang tinggal di Tegal Boto harus menyebrang sungai Bedadung jika kondisi air bersahabat atau harus lewat Gladak Kembar dengan konsekuensi jaraknya akan lebih jauh, karena semua kegiatan kuliah berada di jalan Mochammad Sroedji. Walaupun mengalami penundaan pembangunan akhirnya Jembatan tersebut terbentuk, tentu ini memberikan kemudahan dalam hal akses menuju universitas.
universitas jember
Gedung R. Soedjarwo
          Rasa bangga R. Soedjarwo yang merupakan orang kasta nomor satu di Jember mau mengurusi masalah sampah-sampah botol untuk kepentingan masyarakat Jember dalang jangka waktu yang panjang, dengan kata lain menunjukkan bahwa Universitas Tawang Alun disambut positif oleh masyarakat dengan cara meyumbangkan botol-botol kosong mereka untuk pebangungan universitas tersebut. Atas jasa-jasa beliau nama R. Soedjarwo diabadikan menjadi nama salah satu gedung yang ada di Universitas Jember dan dikenal sebagai Bupati Botol Kosong.

0 comments:

Posting Komentar