HARAPAN SEDERHANA TRIUMVIRAAT
Senang sekali rasanya
bermain-main dengan masa lalu Universitas Jember,
dengan kisah asam manis yang terkandung di setiap jalan ceritanya. Sudah kesekian
kalinya dan tidak bosan menulis tentang sejarah UniversitasJember walau masih belum mendalam seperti para pakar sejarah yang memuat
teori-teori akademik dalam tulisannya dan semoga ini dapat memberi informasi
yang sederhana.
Berawal dari harapan sederhana
dari Triumviraat yang terdiri dari R. Achmad,
Th. Soengedi, dan R.M.
Soerachman agar anak-anak muda daerah emas hijau (Jember) mampu
melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi kemudian timbul suatu
pemikiran bahwa pembuatan sebuah Universitas. Status Pak R. Achmad sebagai Pembina Sekolah Menengah Atas
Nasional (sekarang SMAN Jember), tak mau
kalah Pak Soengedi berstatus Kepala Sekolah
Menegah Pertama Katolik, sedangkan Pak Soerachman
agak sedikit berbeda kalau beliau adalah Kepala kantor Pencatatan Sipil Kabupaten
Jember. Perlu diingat waktunya zaman dulu bukan sekarang sekitar tahun 1957,
kalau sekarang beliau-beliau menjadi Almarhum yang selalu diingat bagi civitas
Universitas Jember dan sekitarnya sebagai pelopor penegak beridirnya Unej.
Kegalauan para
pemuda-pemuda lulusan tingkatan SMA yang ingin melanjutkan pendidikan ke bangku
kuliah adalah masalah intinya, sedikitnya jumlah universitas negeri yang
terdiri dari UI Jakarta, UGM Jogjakarta, Unair Surabaya, Universitas Hasanudin
Makasar, Unpad Bandung, dan USU Medan. Terbatasnya perguruan tinggi dengan kata
lain mereka harus merogoh kantong lebih dalam lagi jika ingin kuliah.
Doa mereka-mereka yang
ingin kuliah ternyata terkabul melalui harapan sederhana melalui harapan
sederhana Triumviraat yang sudah terlihat gerak-geriknya yaitu dengan diadakan
melalui perbincangan yang dilaksanakan di rumah Pak Soengedi. Akibat dari
perbincangan tersebut memunculkan Panitia Perintis Yayasan pada 1 April 1957,
terpilih R. Achmad sebagai ketua, Th Soengedi sebagai Sekretaris, dan Soerachman sebagai bendahara.
Dibentuknya sebuah
yayasan berarti menempatkan gagasan tersebut pada posisi yang sesungguhnya
yaitu:
- Kinerja yayasan yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat;
- Semata-mata didorong oleh keinginan yang mandiri;
- Gagasan tersebut didukung oleh niat suci untuk memperbaiki nasib generasi muda.
Yayasan mulai terlihat akan terbentuk, tapi rasanya
seperti ada yang kurang yaitu nama. Ternyata dalam pemilihan muncul dua
kandidat nama yang akan diusung Universitas
Damarwulan dan Universitas Tawang Alun.
Mungkin mendengar kedua nama tersebut kita akan teringat perjalanan kisah Kerajaan Blambangan, Damarwulan
adalah raja yang mampu mengalahkaan Menak Jinggo
sedangkan Tawang Alun merupakan raja yang
mampu mengantarkan Kerajaan Blambangan pada masa keemasan. Diambil nama
tersebut dikarenakan juga Jember merupakan bagian dari milik kekuasaan Blambangan. Hingga pada akhirnya nama Tawang Alun yang digunakan sebagai nama yayasan
universitas tersebut.
Saya cukupkan
dulu informasi nan sederhana ini, semoga dapat menambah khazanah kantong
pengetahuan kita mengenai sejarah Unej, dan tulisan lain juga akan mengikuti
tentang pembahasan sejarah Universitas Jember pada waktu berikutnya…
Yang baik bagi orang lain adalah selalu yang betul-betul membahagiakannya. (Aristoteles)
0 comments:
Posting Komentar